Produk: Air Mineral dalam Botol Plastik (PET)
1. Tujuan Studi (Goal)
Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai potensi dampak lingkungan yang dihasilkan dari siklus hidup air mineral dalam kemasan botol plastik (PET). Analisis ini dilakukan untuk memahami sejauh mana proses produksi, distribusi, konsumsi, dan pembuangan akhir botol plastik berkontribusi terhadap emisi karbon, penggunaan sumber daya alam, serta timbulan limbah padat.Selain itu, hasil dari studi ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang alternatif desain produk atau kebijakan konsumsi yang lebih berkelanjutan.
2. Unit Fungsional
Unit fungsional yang digunakan dalam studi ini adalah 1 botol air mineral ukuran 600 ml.Unit ini dipilih sebagai dasar perbandingan untuk mengukur jejak lingkungan dari setiap tahapan siklus hidup, mulai dari produksi bahan baku hingga pembuangan limbah akhir.
3. Lingkup Studi (Scope)
Pendekatan LCA yang digunakan adalah cradle-to-grave, yaitu mencakup seluruh tahapan siklus hidup produk, dari ekstraksi bahan baku hingga tahap pembuangan akhir.
Batas sistem mencakup:
-
Produksi bahan baku (minyak bumi → PET resin)
-
Manufaktur botol (blow molding process)
-
Pengisian air dan pengemasan
-
Distribusi dan transportasi produk
-
Penggunaan oleh konsumen
-
Pembuangan akhir (daur ulang atau limbah plastik)
Tahapan yang dikecualikan dari studi ini adalah:
4. Diagram Sistem dan Batas Sistem
5. Inventaris Awal Input–Output Utama
|
Tahap
|
Input Utama
|
Output Utama
|
|
|
Minyak bumi,
energi panas, bahan kimia katalis
|
Emisi CO₂ (±2,5
kg CO₂/kg PET), limbah cair, sisa bahan kimia
|
|
Manufaktur
Botol (Blow Molding)
|
Energi listrik,
preform PET, air pendingin
|
|
Botol plastik
kosong, limbah plastik sisa cetakan
|
|
|
|
|
Air bersih,
energi listrik, plastik untuk tutup & label
|
|
Air limbah,
sisa label & kemasan, emisi karbon
|
|
Distribusi
& Transportasi
|
|
Bahan bakar
(solar/bensin), kendaraan logistik
|
Emisi CO₂ dan
NOₓ, kebisingan, konsumsi bahan bakar fosil
|
|
|
Botol air,
energi pendinginan (opsional)
|
Botol bekas
(limbah potensial)
|
|
|
|
Botol bekas,
label, tutup
|
|
Sampah plastik,
mikroplastik, potensi daur ulang (±10%)
|
| |
|
|---|
6. Interpretasi Awal
Dari hasil inventaris, diketahui bahwa tahap dengan kontribusi dampak lingkungan terbesar terdapat pada produksi bahan baku (PET Resin) dan distribusi produk. Keduanya menyumbang sekitar 80–90% dari total emisi karbon siklus hidup.Tahap pembuangan juga memberikan dampak jangka panjang berupa akumulasi limbah plastik di TPA atau lingkungan perairan.
Penerapan solusi seperti menggunakan bahan daur ulang (rPET), desain botol ringan, serta sistem pengumpulan botol bekas dapat menurunkan emisi hingga 40–60%.Dari sisi konsumen, membawa botol isi ulang dan menghindari produk sekali pakai adalah langkah nyata dalam mengurangi dampak LCA produk ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar