Pendahuluan
Produk sehari-hari sering kali digunakan tanpa disadari dampak lingkungannya. Salah satu contoh produk yang terlihat sederhana namun memiliki kontribusi besar terhadap permasalahan lingkungan adalah botol shampoo plastik. Produk ini digunakan secara luas, memiliki siklus hidup yang relatif singkat, dan sebagian besar berakhir sebagai limbah sekali pakai.
Pendekatan Design for Environment (DfE) digunakan untuk menilai bagaimana desain produk dapat meminimalkan dampak lingkungan sejak tahap awal perancangan, tanpa mengurangi fungsi utama produk.
Deskripsi Produk
Produk yang diamati dalam analisis ini adalah botol shampoo plastik berukuran sekitar 200 ml yang umum digunakan di rumah tangga. Fungsi utama produk ini adalah sebagai wadah cairan pembersih rambut sekaligus pelindung produk dari kontaminasi luar. Selain itu, botol juga berfungsi sebagai media informasi terkait merek, komposisi, dan cara penggunaan shampoo.
Secara visual, botol shampoo didesain dengan bentuk ergonomis agar mudah digenggam, menggunakan warna cerah untuk menarik perhatian konsumen, serta dilengkapi dengan tutup flip-top yang praktis.
Analisis Fitur Desain dan Material
Botol shampoo umumnya terbuat dari plastik jenis HDPE atau PET, sementara bagian tutup menggunakan plastik jenis lain seperti PP. Label kemasan biasanya terbuat dari plastik tipis atau kertas yang dilapisi lem. Penggunaan beberapa jenis material ini menyebabkan produk sulit untuk didaur ulang secara langsung karena harus melalui proses pemisahan terlebih dahulu.
Dari sisi desain, botol shampoo bersifat tertutup permanen dan tidak dirancang untuk dibongkar. Hal ini menyulitkan proses daur ulang maupun perbaikan, sehingga botol lebih sering langsung dibuang setelah isinya habis.
Permasalahan Lingkungan yang Ditemukan
Penggunaan plastik berbasis bahan bakar fosil menjadikan botol shampoo berkontribusi terhadap konsumsi sumber daya tak terbarukan. Proses produksi plastik juga memerlukan energi yang cukup tinggi dan menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Pada tahap penggunaan, botol shampoo cenderung bersifat sekali pakai meskipun secara fisik masih layak digunakan. Ketika memasuki akhir siklus hidup, botol shampoo membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai dan berpotensi mencemari tanah maupun perairan jika tidak dikelola dengan benar.
Kaitan dengan Prinsip Design for Environment (DfE)
Jika dikaitkan dengan prinsip DfE, desain botol shampoo saat ini masih belum optimal. Penggunaan material yang relatif tebal dan beragam menunjukkan prinsip reduce belum diterapkan secara maksimal. Ketiadaan sistem isi ulang menunjukkan prinsip reuse belum dimanfaatkan. Selain itu, desain dengan material campuran menyulitkan proses recycle, dan desain yang tertutup permanen menunjukkan perlunya pendekatan redesign agar produk lebih ramah lingkungan.
Refleksi dan Ide Perbaikan
Beberapa perbaikan sederhana dapat dilakukan agar botol shampoo menjadi lebih ramah lingkungan. Penggunaan satu jenis plastik untuk seluruh bagian botol dapat mempermudah proses daur ulang. Penerapan sistem isi ulang juga dapat mengurangi jumlah limbah kemasan secara signifikan. Selain itu, desain ulang botol agar mudah dilepas dan memiliki informasi daur ulang yang jelas dapat meningkatkan kesadaran konsumen.
Perbaikan-perbaikan ini relatif mudah diterapkan dan tidak mengganggu fungsi utama produk.
Penutup
Melalui analisis ini, dapat disimpulkan bahwa produk sederhana seperti botol shampoo memiliki dampak lingkungan yang cukup besar jika desainnya tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Prinsip Design for Environment (DfE) memberikan kerangka berpikir yang membantu mengidentifikasi masalah lingkungan sekaligus menawarkan solusi desain yang lebih bertanggung jawab.
Referensi
-
ISO 14006:2020. Environmental Management Systems — Guidelines for Incorporating Ecodesign.
-
Baumann, H., & Tillman, A. M. (2004). The Hitchhiker’s Guide to Life Cycle Assessment.
-
European Commission. (2019). Design for Environment Guidelines.
-
Tukker, A. (2015). Product services for a resource-efficient and circular economy. Journal of Cleaner Production.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar