Senin, 29 Desember 2025

Analisis Desain Produk Sehari-hari Berdasarkan Prinsip Design for Environment (DfE)

 Identitas Mahasiswa

Nama                  : Muhammad Zhafran Zahran 
Mata Kuliah       : Ekologi Industri
Topik                  : Design for Environment (DfE)


Deskripsi Produk

Produk yang saya amati adalah pengisi daya (charger) ponsel yang digunakan sehari-hari di rumah. Fungsi utama produk ini adalah mengubah arus listrik dari sumber listrik menjadi arus yang sesuai untuk mengisi daya baterai ponsel.

Charger ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu kepala charger (adapter) dan kabel pengisi daya, yang umumnya digunakan dalam jangka waktu lama dan sering diganti ketika rusak.


Analisis Fitur Desain yang Tidak Ramah Lingkungan

Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa fitur desain pada charger ponsel yang berpotensi tidak ramah lingkungan:

  1. Material utama berupa plastik campuran
    Bagian luar adapter umumnya terbuat dari plastik keras yang sulit didaur ulang karena merupakan campuran beberapa jenis plastik.

  2. Desain sulit dipisahkan
    Komponen di dalam adapter, seperti rangkaian elektronik, logam, dan plastik, menyatu secara permanen sehingga sulit dipisahkan saat proses daur ulang.

  3. Umur pakai relatif pendek
    Charger sering mengalami kerusakan akibat panas berlebih, kabel terkelupas, atau konektor longgar, sehingga mendorong konsumen untuk membeli produk baru.

  4. Konsumsi energi pasif
    Meskipun tidak digunakan, charger yang tetap terhubung ke stop kontak masih mengonsumsi listrik dalam jumlah kecil (standby power).


Kaitan dengan Prinsip Design for Environment (DfE)

Beberapa fitur desain charger ponsel tersebut bertentangan dengan prinsip DfE, antara lain:

  • Reduce: Umur pakai yang pendek meningkatkan jumlah limbah elektronik.

  • Recycle: Material campuran dan desain tertutup menyulitkan proses daur ulang.

  • Reuse: Charger sulit diperbaiki sehingga jarang digunakan kembali setelah rusak.

  • Redesign: Desain belum mempertimbangkan kemudahan bongkar-pasang dan efisiensi energi secara optimal.

Hal ini menunjukkan bahwa aspek lingkungan belum sepenuhnya menjadi pertimbangan utama dalam desain produk charger ponsel.


Refleksi dan Ide Perbaikan

Beberapa ide perbaikan sederhana agar charger ponsel lebih ramah lingkungan antara lain:

  1. Menggunakan material plastik tunggal atau biodegradable agar lebih mudah didaur ulang.

  2. Menerapkan desain modular, sehingga kabel atau komponen tertentu dapat diganti tanpa harus membeli charger baru.

  3. Mengoptimalkan efisiensi energi untuk mengurangi konsumsi listrik saat kondisi standby.

Dengan penerapan prinsip DfE sejak tahap desain, charger ponsel tidak hanya berfungsi secara teknis, tetapi juga lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.


Penutup

Melalui analisis ini, saya memahami bahwa produk sehari-hari yang terlihat sederhana ternyata memiliki dampak lingkungan yang cukup besar jika tidak dirancang dengan mempertimbangkan aspek lingkungan. Prinsip Design for Environment (DfE) menjadi pendekatan penting untuk mendorong desain produk yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.


Referensi

  • ISO 14006:2020. Environmental Management Systems — Guidelines for Incorporating Ecodesign.

  • Baumann, H., & Tillman, A. M. (2004). The Hitchhiker’s Guide to Life Cycle Assessment.

  • European Commission. (2019). Design for Environment Guidelines.

  • Tukker, A. (2015). Product services for a resource-efficient and circular economy. Journal of Cleaner Production.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengamatan Perilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan di Lingkungan Minimarket

Pendahuluan Perilaku konsumsi sehari-hari sering kali dianggap sebagai aktivitas sederhana yang tidak memiliki dampak besar terhadap lingku...