Identitas Mahasiswa
Nama : Muhammad Zhafran Zahran
Mata Kuliah : Ekologi Industri
Topik : Design for Environment (DfE)
Deskripsi Produk
Produk yang saya amati adalah pengisi daya (charger) ponsel yang digunakan sehari-hari di rumah. Fungsi utama produk ini adalah mengubah arus listrik dari sumber listrik menjadi arus yang sesuai untuk mengisi daya baterai ponsel.
Charger ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu kepala charger (adapter) dan kabel pengisi daya, yang umumnya digunakan dalam jangka waktu lama dan sering diganti ketika rusak.
Analisis Fitur Desain yang Tidak Ramah Lingkungan
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa fitur desain pada charger ponsel yang berpotensi tidak ramah lingkungan:
-
Material utama berupa plastik campuranBagian luar adapter umumnya terbuat dari plastik keras yang sulit didaur ulang karena merupakan campuran beberapa jenis plastik.
-
Desain sulit dipisahkanKomponen di dalam adapter, seperti rangkaian elektronik, logam, dan plastik, menyatu secara permanen sehingga sulit dipisahkan saat proses daur ulang.
-
Umur pakai relatif pendekCharger sering mengalami kerusakan akibat panas berlebih, kabel terkelupas, atau konektor longgar, sehingga mendorong konsumen untuk membeli produk baru.
-
Konsumsi energi pasifMeskipun tidak digunakan, charger yang tetap terhubung ke stop kontak masih mengonsumsi listrik dalam jumlah kecil (standby power).
Kaitan dengan Prinsip Design for Environment (DfE)
Beberapa fitur desain charger ponsel tersebut bertentangan dengan prinsip DfE, antara lain:
-
Reduce: Umur pakai yang pendek meningkatkan jumlah limbah elektronik.
-
Recycle: Material campuran dan desain tertutup menyulitkan proses daur ulang.
-
Reuse: Charger sulit diperbaiki sehingga jarang digunakan kembali setelah rusak.
-
Redesign: Desain belum mempertimbangkan kemudahan bongkar-pasang dan efisiensi energi secara optimal.
Hal ini menunjukkan bahwa aspek lingkungan belum sepenuhnya menjadi pertimbangan utama dalam desain produk charger ponsel.
Refleksi dan Ide Perbaikan
Beberapa ide perbaikan sederhana agar charger ponsel lebih ramah lingkungan antara lain:
-
Menggunakan material plastik tunggal atau biodegradable agar lebih mudah didaur ulang.
-
Menerapkan desain modular, sehingga kabel atau komponen tertentu dapat diganti tanpa harus membeli charger baru.
-
Mengoptimalkan efisiensi energi untuk mengurangi konsumsi listrik saat kondisi standby.
Dengan penerapan prinsip DfE sejak tahap desain, charger ponsel tidak hanya berfungsi secara teknis, tetapi juga lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Penutup
Melalui analisis ini, saya memahami bahwa produk sehari-hari yang terlihat sederhana ternyata memiliki dampak lingkungan yang cukup besar jika tidak dirancang dengan mempertimbangkan aspek lingkungan. Prinsip Design for Environment (DfE) menjadi pendekatan penting untuk mendorong desain produk yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Referensi
-
ISO 14006:2020. Environmental Management Systems — Guidelines for Incorporating Ecodesign.
-
Baumann, H., & Tillman, A. M. (2004). The Hitchhiker’s Guide to Life Cycle Assessment.
-
European Commission. (2019). Design for Environment Guidelines.
-
Tukker, A. (2015). Product services for a resource-efficient and circular economy. Journal of Cleaner Production.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar